Tampilkan postingan dengan label Papua. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Papua. Tampilkan semua postingan

Pemburu Liar Manusia“Sang ibu menjerit mendekap anak”_Hipirikobor Mika

(Kejadian Intan Jaya-Papua / 26 Oktober 2021) Korban Anak. NOPELINU SONDEGAU umur 2 Tahun )

Pemburu Liar Manusia
“Sang ibu menjerit mendekap anak”
_Hipirikobor Mika
Puisiku tak tahu arah 
Bertemberan di tengah jiwa yang memilukan
Kata-kata telajang yang isinya minta tolong
Membawa duka hari ini 
Seorang anak berumur 2 tahun diburu senjata
Sang ibu mendekap anaknya dalam keadaan hanya jasad
Nyawa diburu, kejamnya, usus tak berdosa ditelan peluru
Sang ibu hanya mengadu pada air mata 
Rasanya berat...puisi hanya sebuah rangkaian kata..
Membungkus nyawa seorang anak dalam puisi ini
Mengadu meminta keadilan, menegakan hukum 
Tapi,
Mustahil ditegakan kalau penegaknya adalah Pemburu itu sendiri
Lalu apa yang harus diintervensi? Kalau hukum menjadi adil bagi pemburu itu sendiri
Lalu apa yang harus diharapkan? Kalau pojok harapannya adalah sistem militerisme
Bagaimana bisa diakui Bangsa Indonesia adalah negara hukum?
Bagaimana tidak mungkin Papua minta mereka?

Hanya PON XX PapuaJaguar Kompromi Nona Corona Enembe Kalah Analisis Jokowi bermain Latar Kebiri Manis_Hipirikobor Mika

(photo:ilustrasi)
Wanita corona dikagumi satu dunia, Indonesia tidak terkcuali juga Papua.
Paras jelita menjiwa.
Demi dia segala pengorbanan riba. 
Nyawa pun rela.
Akses mencari nafkah terjerat bisu, 
media menenun keindahan corona leluasa merdu.
Pulihkan air mata rakyat runtuh,
aroma nona manis corona menutup jelata keluh.
Telapak rakyat terbuka bahasa minta, 
borjuis menutup mata menikmati eros rupiah.
Di sana-sini hanya nada duka,
biorkrat bijak membuat aturan segera menutup mata.
Di tengah keresahan, Indonesia menumbuhkan cinta Pekan OlahRaga Nasional di hati Papua.
Bertanya bagaimana solusi, jawabnya Papua TORANG BISA!
Kertas putih dinodahi pena, sekiranya kisah PON XX dan nona corona.
Hanya PON XX Papua, jaguar kompromi nona corona
Enembe kalah analisis, Jokowi bermain latar kebiri manis.
Rakyat mebalik wajah kepada langit, awan menyiapkan air mata hingga menunduk tergurat. 
Sepelehkan kemanusian di Papua, mengedepankan permainan politik Indonesia.
Admin. Suara Pribumi West Papua

Aku Wanita Kelapa SawitAku Dinikahi Merah Putih_Hipirikobor Mika

Umurku sudah rentang telat
Saat ini adalah 34 tahun surut
Aku dinikahi lelaki merah putih
Dijodohkan paksa karena lantaran putih di wajah, padahal merah di hati
Bermula pernikahan di tahun 1982
Berlulu lalu dalam waktu
Kepada pria tampan menawan, lurus rambut, putih kulit,
manis berujung sadis itu
namamu PT. CIPTA PAPUA PLANTION, PT. INTI KEBUN LESTARI, PT. 
PAPUA LESTARI ABADI, dan PT. SORONG AGRO SAWITINDO.
Kekudusanku hilang di tanganmu….Haiiii pria bejat, reyot, susut
Bobrok, rongsok, jangak
Amoral, dursila, asusila….Dengarkanlah mentalmu
Ayah dan ibuku menerima perjanjian pancasila
Sebagai perjanjian perkawianan berkala

Padahal itu prosedural wacana
Buah bibir serakah
Bukan dari setulus cinta
Masing-masing napsu kapitalis dilampiaskan
Kepadaku setiap perharinya
Tanpa aku sadari dalam sebulan aku dihamili segera
Tanpaku sadari juga dalam setahun aku sudah melahirkan triliunan rupiah
Triliunan rupiah
Bayangkan, bayangkan betapa sakitnya Rahim suaka
Terjadi begitu saja
Tanpa meneelah di mana nilaiku?
Lalu kemanakah?Aku bertanya?Aku mengeluh?
Kepada lelaki merah putih
Kemanakah buah hati?
Jawabannya ditutup dengan wajah korupsi, kolusi, nepotisme, kapitalisme
Isme-isme dibingkai Bhineka Tunggal Ika
Biar habis milik kita
Bahagia Indonesia
Aku wanita sawit berduka
Menagislah kamu Papua
Haaaaaaaaaaaa…
Kepada siapakah aku harus berlindung?
Di manakah payung keadilan?
Di manakah? Di manakah?
Ini tanahku suaka
Aku ini manusia
Bukan tuna susila
Aku sama seperti kamu, diriku berharga,
diriku berinilai
Hai….sadarlah lelaki merah putih
Biarkan aku wanita kelapa sawit, biarkanlah aku tersenyum, biarkan aku bahagia 
bersama cinta pertamaku bintang kejora di bumi cendarawasih…

Penulis. Mika Aud