𝗣𝗲𝗿𝗺𝗮𝗶𝗻𝗮𝗻 𝗢𝗽𝗶𝗻𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝗦𝘁𝗿𝗮𝘁𝗲𝗴𝗶 𝗣𝗲𝗿𝗽𝗲𝗰𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗠𝘂𝘀𝘂𝗵 𝘆𝗮𝗻𝗴 “𝗧𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗗𝗶𝘀𝗮𝗱𝗮𝗿𝗶” 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗧𝘂𝗯𝘂𝗵 𝗣𝗮𝗽𝘂𝗮 𝗠𝗲𝗿𝗱𝗲𝗸𝗮

#SADARLAH_Hey_Dunggu_Sombong!

𝗣𝗲𝗿𝗺𝗮𝗶𝗻𝗮𝗻 𝗢𝗽𝗶𝗻𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝗦𝘁𝗿𝗮𝘁𝗲𝗴𝗶 𝗣𝗲𝗿𝗽𝗲𝗰𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗠𝘂𝘀𝘂𝗵 𝘆𝗮𝗻𝗴 “𝗧𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗗𝗶𝘀𝗮𝗱𝗮𝗿𝗶” 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗧𝘂𝗯𝘂𝗵 𝗣𝗮𝗽𝘂𝗮 𝗠𝗲𝗿𝗱𝗲𝗸𝗮

Akhir-akhir ini pasca ULMWP mengeluarkan keputusan politik (20/10) melalui sidang tahunan Komite Legislatif ULMWP yang ke-III di Port Numbay, West Papua – yang mana Pimpinan Dewan ULMWP telah memutuskan dan menetapkan keputusan tentang perubahan status Hukum dan Politik United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), reaksi oknum-oknum yang menamakan diri TPN/OPM  yang selama ini menentang ULMWP kembali bermunculan.

Reaksi mereka kemudian dimanfaatkan dan dikelola sebagai “materi dasar redaksi” untuk dijadikan berita oleh media propaganda Indonesia seperti www.indonesiapaper.online, www.jurnalpatrolinews.co.id, www.vivanewspapua.online, termasuk juga www.kabarmapegaa.com.

Berdasarkan pengamatan saya, mereka yang sedang bereaksi ini bukanlah pemain-pemain baru, tetapi mereka adalah pemain lama yang dahulunya pernah saya uraikan dalam tulisan berjudul “Siapa Sebenarnya Octovianus Mote dan Komplotanya”, yang aktor utamanya adalah: oleh Sdr. Octovianus Mote sendiri ––– Octovianus Mote mengendalikan pemain depannya yaitu: Jeffry Pagawak dan beberapa oknum lainnya. (baca artikelnya: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=238356880913569&id=100042177766138)

Cerita tentang latar belakang oknum-oknum ini  adalah, dalam KTT ULMWP Tahun 2017, Octovianus Mote dan rombongannya ngotot /bersikeras untuk supaya Octovianus Mote tetap melanjutkan sebagai Ketua yang sebelumnya memimpin sebagai Sekjen, tetapi itu telah gagal. KTT ULMWP 2017 kemudian suara mayoritas telah memilih tuan Benny Wenda untuk memimpin ULMWP yang sekarang sedang memimpin.

Dari situlah, Oktovianus Mote kemudian keluar dari ULMWP dan bangun provokasi penghasutan terhadap Jefry Pagawak, Sebby Sambom, Victor Yeimo (KNPB), Jeffry Wenda (AMP), Amatus Douw, Leonie Tanggahma, Lewis Welip ––– Mereka kemudian membuat barisan sendiri menjadi oposisi terhadap ULMWP sambil mendorong agenda di luar ULMWP dengan menamakan dirinya “OPM” yang hari ini mereka klaim melalui Jeffry Pagawak dan kelompoknya.

Bukti yang sangat nampak sekali hari ini adalah “Komite Nasional Papua Barat – KNPB”, dimana ULMWP di masa kepemimpinan Octovianus Mote yang saat itu Ketua KNPB-Nya adalah Victor Yeimo, KNPB mendukung mati-matian, tetapi setelah kepemimpinan nya berganti ke Tuan Benny Wenda, KNPB langsung menarik dukungan mengambil barisan sebagai oposisi terhadap ULMWP yang dirintis Octovianus Mote pasca kekalahan pada KTT ULMWP 2017. Selanjutnya sejak 2017, KNPB secara organisasi sudah tidak lagi mendukung agenda-agenda ULMWP.

Awal sebelum berdirinya ULMWP 2014, KNPB di masa kepemimpinan Alm. Mako Tabuni, Hubertus Mabel, Buchtar Tabuni, mereka pasang badan di jalan mendukung agenda-agenda IPWP, ILWP, Free West Papua Campaign dan diplomasi lobbying Tuan Benny Wenda mengelilingi seluruh penjuru dunia, tetapi sejak jatuhnya Alm. Mako Tabuni dan kepemimpinan KNPB diambil alih Victor Yeimo, dukungan terhadap IPWP, ILWP, FWPC dan Benny Wenda secara perlahan menurun dan KNPB menguat di barisan Octovianus Mote sejak 2017.

Sejak jatuhnya Alm. Mako Tabuni pemimpin revolusi kota, ada banyak opini yang sengaja dibangun oleh oknum-oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab. Opini yang dibangun seperti “TPNB vs TRWP, Sukuisme vs Sosialisme, Wamena Merdeka, Walak Merdeka, Pugima Merdeka, Pyramid Merdeka, Laapago Merdeka –––– ahhh itu kelompok Sukuisme… ahh itu kelompok Sosialisme…. Ahhh itu kelompok A.. ahh itu kelompok B, ahh ini begini… ahhh itu begini dan lain-lain….” (dalam tanda kutip: opini-opini ini sengaja diciptakan).

Sejumlah aktivis yang saat itu dalam keadaan polos dengan keterbatasan pendidikan dan pengetahuan telah dimanfaatkan baik oleh oknum-oknum tertentu untuk menitipkan opini-opini ini. Dan para aktivis yang dalam keadaan polos tanpa mengerti dan memahami apa-apa ini menganggap itu benar, dan opini titipan itu pun bertumbuh subur di kalangan aktivis-aktivis polos tersebut, yang akhirnya itu mendara-daging dalam jiwa mereka. Mereka tidak pernah sadar kalo itu “𝗿𝗮𝗰𝘂𝗻” yang telah merasuki jiwa dan menutup selaput mata dan tersumbat telinga mereka.

Opini-opini itu sesungguhnya ‘𝗿𝗮𝗰𝘂𝗻’ yang sengaja “𝙙𝙞𝙧𝙖𝙘𝙞𝙠 𝙙𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙩𝙞𝙩𝙞𝙥𝙠𝙖𝙣” untuk tujuan utamanya adalah terciptanya perpecahan dan matikan eksistensi gerakan sipil yang kuat saat itu. Fakta hari ini kita bisa lihat bahwa benar kematian eksistensi gerakan itu telah nyata ‘𝗺𝗮𝘁𝗶’, pasca jatuhnya Alm. Mako Tabuni dan opini-opini itu dibangun pasca kepergian Alm. Mako.

____
Orang-orang tua pertahanan yang sedang angkat senjata dan rakyat West Papua yang selalu berkorban untuk memberikan dukungan dengan penuh harapan ini kerinduan mereka hanya (Papua Merdeka) berkibarnya Bintang Fajar sepenuh tiang sebagai satu-satunya Bendera Negara di West Papua. 

Mereka tidak tau dan tidak paham tentang istilah-istilah dan opini-opini yang para perjuang pintar-pintar sedang mainkan ini.

Yang mereka dambakan hanyalah Papua Merdeka dengan cita-cita Negara Republik West Papua, namun sedihnya, harapan orang tua dan cita-cita rakyat West Papua itu dijawab oleh pejuang Papua Merdeka yang pintar-pintar ini dengan cara bagun opini sesat dan pembusukan agenda ini... agenda itu dan sebagainya....

JADI - itulah jawaban yang diberikan oleh para pejuang pintar-pintar ini kepada orang-orang tuan dan rakyat West Papua.

Sayang ah!

Kami memohon maaf kepada seluruh Komunitas Makhluk. Kami pejuang-pejuang pintar ini telah berdosa besar kepada semua penghuni bumi Papua. Kami memohon ampun-Mu...

𝘽𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙗𝙪𝙣𝙜……

Kita akan kehilangan jati diri roh perjuangan, ketika kita tidak lagi berteori pada “teori leluhur bangsa kita sendiri” (Erik Walela).

SATUKAN BARISAN
SATUKAN KEKUATAN
TARGETKAN SATU MUSUH

Y A I T U: 👉🏿 INDONESIA

Tidak ada komentar: