Ibadah Perayaan Natal Segitiga GIDI, BAPTIS & KINGMI di Wilayah Lapago West Papua

Ibadah Perayaan Natal Segitiga GIDI, BAPTIS & KINGMI di Wilayah Lapago West Papua
Senin, 14 Desember 2021 

YESUS LAHIR... untuk menyelamatkan kita dari kegelapan kepada terang,
YESUS DATANG KEDUA KALI...
untuk Menghakimi kita maka PASTIKAN...!
Pemuda Papua MEMILIKI KEPASTIAN KESELAMATAN.
( Yesaya 9 : 5 & Lukas 2 : 10-11 ) 

" Jangan jadi Kenek TAKSI tetapi Jadilah Penumpang TAKSI menuju ke SORGA " 

SELAMAT MERAYAKAN NATAL 25 Desember 2021 & SELAMAT MENYAMBUT TAHUN BARU 01 Januari 2021
Pemuda GIDI, BAPTIS, KINGMI dan Seluruh Pemuda West Papua
DAMAI NATAL BESERTA KITA AMIN...! 

Ketua Forum Pemuda Kristen di Tanah Papua - (FPK-TP)
( Ev. YADINUS MABEL, S. Th )

Pemburu Liar Manusia“Sang ibu menjerit mendekap anak”_Hipirikobor Mika

(Kejadian Intan Jaya-Papua / 26 Oktober 2021) Korban Anak. NOPELINU SONDEGAU umur 2 Tahun )

Pemburu Liar Manusia
“Sang ibu menjerit mendekap anak”
_Hipirikobor Mika
Puisiku tak tahu arah 
Bertemberan di tengah jiwa yang memilukan
Kata-kata telajang yang isinya minta tolong
Membawa duka hari ini 
Seorang anak berumur 2 tahun diburu senjata
Sang ibu mendekap anaknya dalam keadaan hanya jasad
Nyawa diburu, kejamnya, usus tak berdosa ditelan peluru
Sang ibu hanya mengadu pada air mata 
Rasanya berat...puisi hanya sebuah rangkaian kata..
Membungkus nyawa seorang anak dalam puisi ini
Mengadu meminta keadilan, menegakan hukum 
Tapi,
Mustahil ditegakan kalau penegaknya adalah Pemburu itu sendiri
Lalu apa yang harus diintervensi? Kalau hukum menjadi adil bagi pemburu itu sendiri
Lalu apa yang harus diharapkan? Kalau pojok harapannya adalah sistem militerisme
Bagaimana bisa diakui Bangsa Indonesia adalah negara hukum?
Bagaimana tidak mungkin Papua minta mereka?

Condisi Papua “Bahagia Di Atas Penderitaan”_Hipirikobor Mika

Mengemis di atas tanahnya sendiri 
Diusir di atas hak Ulayatnya sendiri
Dipinggirkan di atas haknya sendiri 
Keterasingan di atas kepemilikannya sendiri
Bangunan jj bukan punya mereka
Kursi politik bukan milik mereka
Otsus hanya jembatan normatif
PON hanya jalan seremoni persuasif
Yahh..ikhlas tidur di atas kasur ketidakadilan 
Apalah..menanti ikhlas hukum tanpa kepastian
Mungkinkah datangnya gelap, bintang fajar kan menerangi?
Ataukah gelap hanya cobaan untuk rekah fajar pagi hari?
Hanya air mata solusinya
Hanya berkabung jawabannya
Hanya ratapan sahabat setianya
Hanya nyawa kerelaan takdirnya

Etno-simbolisme-Etno-simbolisme dan nasionalisme-nasionalisme di Indonesia. ( Post. Tn. Ibraim Peyon)

Anthony D. Smith, dan banyak ilmuwan lain berpendapat bahwa suatu nasionalisme dibangun berbasis bangsa dan kultur dari bangsa tersebut. Basis nasionalisme sebuah negara-bangsa adalah etno-simbolisme. Elemen dasar dari sebuah etno-simbolisme adalah kesamaan sejarah, kesamaan asal-usul atau mitologi, kesamaan pandangan, setidaknya ada kesamaan bangsa/ kesamaan etnik, kesamaan bahasa, kesamaan simbol-simbol kultural, kesamaan rasa dan kepribadian, ada kesamaan atas kepemilikan tanah warisan secara turun-temurun (bukan tanah belian) dan memiliki akses terhadap tanah warisan itu. 

Terminologi bangsa atau etnik mengacu pada term ethnos berarti bangsa atau etnik. Sebuah bangsa dibentuk dari basis paling dasar, dimulai dari individu, keluarga, Lineage, klen, fratri, moiety dan terakhir sebuah bangsa atau etnik. Gabungan dari bangsa-bangsa atau etnik-etnik yang memiliki kesamaan ciri ini kemudian membentuk sebuah negara-bangsa. Kesadara atas sebuah bangsa itu didasari oleh pendudukan asing, ekspansi, dan kolonialisme, dengan anak kandungnya ialah kapitalisme dan imperialisme. Jadi, kondisi kolonialisme menciptakan kesadaran bangsa untuk membangun nasionalisme kebangsaan dari etno-simbolisme mereka. Jadi, kolonialisme tidak menciptakan sebuah nasionalisme, akan tetapi kolonialisme menciptakan kesadara bangsa atas refleksi keadaan yang diciptakan oleh kolonialisme tersebut. Hampir semua negara-bangsa modern yang ada sekarang di seluruh dunia ini berbasis dari etno-simbolisme yang membentuk nasionalisme negara-bangsa. 

Kecuali beberapa negara modern seperti Amerika, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan banyak negara-negara Amerika Latin. Negara-negara itu dibentuk oleh para migran asal Eropa, Afrika dan mungkin juga migran Asia. Berbeda dengan negara-negara di Eropa, Afrika, Asia, dan Pasifik, seluruhnya dibentuk berbasis etno-simbolisme dan etno-nasionalisme mereka sendiri.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Secara antropologis, tidak ada sebuah bangsa yang bernama Indonesia, istilah Indonesia itu diusulkan oleh Lagon antropolog Inggris, Indu-nesia, berarti pulau-pulau Indo. Istilah Indo ini menunjuk kepada bangsa-bangsa yang mendiami mulai dari India, Asia, dan juga orang Indian di Amerika. Terminologi ini mencakup berbagai bangsa yang mendiami di sepanjang kawasan-kawasan itu. Daerah yang kini menjadi wilayah negara Indonesia itu, ditempati banyak bangsa dengan etno-simbolisme dan nasionalisme mereka sendiri, dan berbeda satu bangsa dengan bangsa lainnya. Setiap bangsa-bangsa itu tidak memiliki hubungan kebangsaan mereka, hubungan etniksitas, kepribadian dan tidak ada hubungan kultural mereka. Meskipun, secara ras, mereka berasal dari proto-Melayu, dan Deutho-Melayu, dan sama-sama memiliki hubungan sejarah perdagangan dan sejarah relasi kerajaan dari Aceh ke Maluku. 

Akan tetapi, relasi kerajaan dan perdagangan itu adalah untuk kepentingan ekonomi dan perdagangan, dan itu biasa seperti negara modern saat ini. Relasi mereka itu bukan sebagai entitas kesatuan bangsa, kultur, etno-simbolisme dan nasionalisme. Setiap daerah memiliki identitas kebangsaan sendiri mulai dari Aceh hingga Maluku. Sedang Papua itu secara ras, etnik, kebangsaan, geografis dan kultur bangsa lain, Melanesia. Maka tidak terkait dengan Indonesia. 

Dengan demikian terminologi bangsa Indonesia dan nasionalisme Indonesia dapat dipertanyakan secara antropologis. Karena tidak ada bangsa Indonesia, maka secara otomatis tidak ada etno-simbolikme Indonesia, tidak ada nasionalisme Indonesia, tidak ada budaya Indonesia, tidak ada bahasa Indonesia. Bahasa yang kita gunakan ini adalah bahasa Melayu, dan bahasa tersebut di-Indonesia-kan dan menjadi bahasa Indonesia.

Apa yang ada di Indonesia ini adalah bangsa-bangsa di Indonesia, bahasa-bahasa di Indonesia, budaya-budaya di Indonesia, Etno-simbolisme-Etno-simbolisme dan nasionalisme-nasionalisme di Indonesia. Konsep ini ditulis di bagian kaki dari burung Garuda, bineka tunggal ika. Tetapi, bineka-nya itu tidak berlaku dalam tindakan nyata, dan yang ada adalah tunggalnya. Karena bineka itu dibunuh oleh konsep satu bangsa, satu bahasa, satu budaya, satu identitas, satu sejarah, satu nasionalisme, yang pada kenyataannya dalam Jawa centrisme.   

Terkadang kita menjadi bingun dan tidak mengerti, ketika orang mengatakan, bangsa Indonesia, bahasa Indonesia, nasionalisme Indonesia, budaya Indonesia, dan seterusnya. Fakta antropologis kita tidak menemukan satu atau tunggal itu. 

Apa yang ada sekarang ini adalah produk dari konstruksi manusia, oleh para pendiri negara ini. Sesuatu yang tidak ada dapat diramu menjadi ada, konstruksi macam ini sangat rentan atau dilematis untuk dipertahankannya. Bila bangsa-bangsa di masing-masing wilayah ini menunjukkan jati diri mereka sendiri, dan membangun kembali identitas kebangsaan, etno-simbolisme, dan nasionalisme mereka, bangunan yang dikonstruksi di atas tanpa dasar yang kuat itu selalu menjadi labil dan berpotensi runtuh. 

Pandangan terakhir inilah yang ditakuti oleh negara ini, dan untuk mempertahan bangunan yang dikonstruksi tanpa fondasi itu, digunakan setidaknya lima strategi yang kita lihat saat ini. (1). Strategi kekuatan militer dan peralatanya. (2). Strategi mobilisasi penduduk melalu transmigrasi dan migrasi spontan. (3). Mobilisasi dan ekspansi kapitalisme, perdagangan dan ekonomi. Untuk mencapai atau memudahkan strategi-strategi itu, dibangun bandara, pelabuhan, jalan, jembatan, mobilisasi stransportasi daerat, udara dan laut. (4). Produksi hoax, pembohongan, dan menciptakan benturan dimana-mana agar energi habis di situ. (5). Diterapkan politik asimilasi, akulturasi, dan enkulturasi dari bangsa-bangsa yang berbeda, melalui proses itu entitas asli dari bangsa-bangsa itu hilang dan terbentuk sebuah identitas baru.

Pada sisi lain, identitas asli bangsa-bangsa itu dimusnahkan atau dihilangkan, maka generasi yang akan datang tidak memiliki identitas asli dan kepribadian mereka sebagai sebuah bangsa.

Dalam pandangan ini, secara antropologis di Papua Barat terdiri atas 254 bangsa atau etnik, bangsa-bangsa ini memiliki kesamaan ras, kesamaan kultur, kesamaan linguistik (Papua dan Austronesia), kesamaan sejarah, kesamaan kepribadian, dan kesamaan nasionalisme. Kesamaan nasionalisme Papua itu dibentuk dari etno-simbolisme dari 254 bangsa itu. Maka secara antropologis, Papua adalah sebuah bangsa yang memiliki hak secara geografis, politik, pemerintahan, ekonomi, budaya, dan seterusnya. Nasionalisme Papua itu lahir dari basis yang kuat, jelas, dan alami.

Hanya PON XX PapuaJaguar Kompromi Nona Corona Enembe Kalah Analisis Jokowi bermain Latar Kebiri Manis_Hipirikobor Mika

(photo:ilustrasi)
Wanita corona dikagumi satu dunia, Indonesia tidak terkcuali juga Papua.
Paras jelita menjiwa.
Demi dia segala pengorbanan riba. 
Nyawa pun rela.
Akses mencari nafkah terjerat bisu, 
media menenun keindahan corona leluasa merdu.
Pulihkan air mata rakyat runtuh,
aroma nona manis corona menutup jelata keluh.
Telapak rakyat terbuka bahasa minta, 
borjuis menutup mata menikmati eros rupiah.
Di sana-sini hanya nada duka,
biorkrat bijak membuat aturan segera menutup mata.
Di tengah keresahan, Indonesia menumbuhkan cinta Pekan OlahRaga Nasional di hati Papua.
Bertanya bagaimana solusi, jawabnya Papua TORANG BISA!
Kertas putih dinodahi pena, sekiranya kisah PON XX dan nona corona.
Hanya PON XX Papua, jaguar kompromi nona corona
Enembe kalah analisis, Jokowi bermain latar kebiri manis.
Rakyat mebalik wajah kepada langit, awan menyiapkan air mata hingga menunduk tergurat. 
Sepelehkan kemanusian di Papua, mengedepankan permainan politik Indonesia.
Admin. Suara Pribumi West Papua

Aku Wanita Kelapa SawitAku Dinikahi Merah Putih_Hipirikobor Mika

Umurku sudah rentang telat
Saat ini adalah 34 tahun surut
Aku dinikahi lelaki merah putih
Dijodohkan paksa karena lantaran putih di wajah, padahal merah di hati
Bermula pernikahan di tahun 1982
Berlulu lalu dalam waktu
Kepada pria tampan menawan, lurus rambut, putih kulit,
manis berujung sadis itu
namamu PT. CIPTA PAPUA PLANTION, PT. INTI KEBUN LESTARI, PT. 
PAPUA LESTARI ABADI, dan PT. SORONG AGRO SAWITINDO.
Kekudusanku hilang di tanganmu….Haiiii pria bejat, reyot, susut
Bobrok, rongsok, jangak
Amoral, dursila, asusila….Dengarkanlah mentalmu
Ayah dan ibuku menerima perjanjian pancasila
Sebagai perjanjian perkawianan berkala

Padahal itu prosedural wacana
Buah bibir serakah
Bukan dari setulus cinta
Masing-masing napsu kapitalis dilampiaskan
Kepadaku setiap perharinya
Tanpa aku sadari dalam sebulan aku dihamili segera
Tanpaku sadari juga dalam setahun aku sudah melahirkan triliunan rupiah
Triliunan rupiah
Bayangkan, bayangkan betapa sakitnya Rahim suaka
Terjadi begitu saja
Tanpa meneelah di mana nilaiku?
Lalu kemanakah?Aku bertanya?Aku mengeluh?
Kepada lelaki merah putih
Kemanakah buah hati?
Jawabannya ditutup dengan wajah korupsi, kolusi, nepotisme, kapitalisme
Isme-isme dibingkai Bhineka Tunggal Ika
Biar habis milik kita
Bahagia Indonesia
Aku wanita sawit berduka
Menagislah kamu Papua
Haaaaaaaaaaaa…
Kepada siapakah aku harus berlindung?
Di manakah payung keadilan?
Di manakah? Di manakah?
Ini tanahku suaka
Aku ini manusia
Bukan tuna susila
Aku sama seperti kamu, diriku berharga,
diriku berinilai
Hai….sadarlah lelaki merah putih
Biarkan aku wanita kelapa sawit, biarkanlah aku tersenyum, biarkan aku bahagia 
bersama cinta pertamaku bintang kejora di bumi cendarawasih…

Penulis. Mika Aud

DEWAN GEREJA PAPUA : Soal Pesawat yang Dibakar di Pagampa, Kabupaten Intan Jaya, PAPUA

DEWAN GEREJA PAPUA

Soal Pesawat yang Dibakar di Pagampa, Kabupaten Intan Jaya, PAPUA

Kami membaca berita tentang pesawat MAF yang di bakar 6 Januari 2021. Kmi mndapat Laporan ada Pimpinan Gereja yang mendapat  tekanan/ pertanyaan dari banyak pihak: mengapa Gereja belum mengutuk OPM? Jawaban kami: 'Kami tidak bisa keluarkan pernyataan begitu saja, sebelum kta melakukan investigasi. Karena kalau hari ini kita  ke Pagampa dan bertanya mungkin masyrakat akan mengaku 'pelakunya OPM' hanya  karena mreka takut TNI yg ada di sana. Artinya kalau kita mau mendapat Jawaban yang obyektif, Intan Jaya harus bersih dari TNI POLRI. Ini karena dalam Sejarah Gereja kami  pimpinan Gereja generasi 1980an di hubungi utk memvonis OPM & mereka 'iyakan saja' hanya dengan modal percaya kepada pihak Keamanan tanpa bertanya. Hari ini dengan banyaknya berita2 di media sosial tentang TNI POLRI jual beli senjata & amunisi kepada OPM (tidak perlu apakah itu OPM benaran atau bayaran) kita harus investigasi sebelum vonis OPM sebagai pelaku &: sebelum kami lihat Tanàh ini melihat demilitarisasi. Tarik militer dulu. Íni kmi ajukan berdasarkan atau merujuk kepada pertanyaan2 inti yang Kita mau gali: terkait motivasi,  siapa yg bakar dan kepentingan nya & bagaimana? Selain pertanyaan 'mengapa pihak keamanan menekan Gereja utk vonis OPM sebagai pelaku'. Ini juga karena Sejarah MAF berooperasi di Tanah Papua tidak pernah jelas: kadang bermitra dagang dengan Keamanan/ABRI  dalam operasi militer ttapi juga aktif dalam Pekabaran Injil. Ini kami bicara dari sisi Sejarah kami: Sinode Gereja Papua. Kami harap kita bisa mengambil kesmpulan yang  jernih.
(a). Para donor di Barat yg anggota Gereja pda akhir tahun2 1850an mulai memberikan uang utk kepentingan membeli pesawat bagi Pekabaran Injil di pedalaman, Tanah Papua. Sehingga misalnya tahun 1955 misi CMA (perintis Sinode Gereja KINGMI Papua) membeli pesawat pertama tahun 1950an yang digunakan membeli psawat yg digunakan untuk membuka Lembah Balim bagi Pekabaran Injil di sana. Tahun 1956 November órang Mee dari Meepago / Kab Paniai memberontak melawan semua pihak  'yang membawa peradaban baru' dari luar & membakar pesawat baru tadi. Selain itu beberapa tenaga guru juga ikut dibunuh. Mengapa mereka mem bakar pesawat & membunuh guru? Pesawat itu' yg membawa guru dari luar yg merusak adat' yg ada & dengan bersundal dengan anak2 perempuan di sekitar kampung itu'. Kebiasaan guru yg bersundal tadi 'melawan budaya & norma adat'. Laki2 itu' harus di bunuh'. Siapa yang salah?
(b) Antara tahun 1977 & 1978 terjadi pemberontakan di Jayawijaya. Di mana misi CMA & MAF waktu orang & masyarakat Jayawjaya hadapi ABRI gunakan pesawat tempur modern sumbangan Pemerintah Amerika? Dalam arsip2 misi CMA dalam tahun 1977 & 1978, pihak CMA & MAF mendukung ABRI. CMA & MAF membantu ABRI 1977 & 1978 dengan beberapa cara: (a) memberi info kepada ABRI di mana posisi kumpul OPM & tempat latihan OPM? Dan menyiapkan pilot & pesawat MAF untuk ABRI turunkan bom di kampung 2 itu 'menewaskan banyak warga tak berdosa'. Dari mana kita tahu dosa ABRI & ABRI yang rasis terhadap orang Papua ini? Arsip Surat2 misi CMA kepada ABRI, MAF di Sentani yg dialamatkan kepada Bupati Nabire: Andreas Sunarto & Dandim Nabire tahun2 itu'. 
(c) Tahun 1962 Gereja KINGMI di bentuk di Beoga, kabupten Puncak. Sejak itu sampai tahun 1983 Gereja KINGMI Sinode. February 1983 Misi CMA membutuhkan Sinode Gereja KINGMI gabung deñgan GKII yang berpusat di Jakarta karena kebutuhan perpanjangan Visa bagi  tenaga CMA. Tahun 2006 misi CMA di Tanah Papua kurang, sehingga Visa tadi tidak penting bagi Sinode. Sinode Gereja KINGMI & ini mendorong Gereja ini kembali ke sistem Sinode KINGMI lagi. Íni murni kepentingan internal Gereja ini. Tetapi bagaimna tanggapan dari Misi CMA, MAF, GKII, orang Papua & Indonesia yang bekerja sama dengan BIN, TNI POLRI semua ramai2 menuduh Sinode Gereja KINGMI Papua sebagai  'pendukung  OPM'. sampai2 Ketua GKII melapor ke Pangdam bahwa Sinode Gereja Papua 'pendukung separatis'. Pada hal niat di balik ini karena prihatin mengamati  'para pengerja Gereja kami dari pegunungan Tengah ke Jawa utk setahun sekali habiskan dana puluhan juta'. Tetapi sejak itu misi CMA & MAF tuduh Sinode Gereja Papua sebagai 'pendukung OPM'.  Sehingga tenaga Gereja KINGMI tidak bisa pakai jasa pelayanan MAF. Simak bebrapa 
kejadian berikut yang menyakitkan. (c1) beberapa hamba Tuhan kami yang sudah di pesawat MAF di Wamena mau ke yahukimo dipaksa turun dari pesawat & bongkar barang keluar dari pesawat. (c2) Pdt Tabuni Pietr sudah muat bahan bangunan Gereja KINGMI di Nduga tetapi diturunkan dari pesawat MAF itu' karena dia adalah pendeta KINGMI.
(d)sejumlah pertanyaan kepada Misi CMA & MAF? Apkah masih  setia kepada para donor di Barat yg memberi dana untk digunakan membeli Pesawat MAF untuk pekabaran injil? Atau? Pertanyaan pesawat MAF juga bisa angkut TNI POLRI yang berjiwa rasis terhadap orang Papua & logistiknya untuk bunuh' órang Papua termasuk operasi militer di Intan Jaya? Bagaimna MAF bisa angkut bahan2 bangunan mesjid dari Ustad di Nduga, Beoga, dll tetapi menolak mengangkut bahan bangunan untuk pembagunan Gereja' di Nduga. Bukankah MAF juga bekerja sama dengan negara Indonesia yg rasis? Apakah misi CMA /MAF sama dengan misi politik NKRI selain Pekabaran Injil? 

(e)Dalam pandangan Badan rahasia Indonesia kecurigaan terhadap Badan Pekabaran Injil & MAF selalu ada sebagai 'pendukung OPM'. Walaupun dalam praktek kedua Badan itu' telah bermitra dengan Pemerintah/ ABRI memikul bendara merah putih sambil pikul bendera Kristus; kenyataan itu' tidak mngkin menghapus 'kecurigaan dari BIN terhadap Badan Pekabaran Injil & MAF sudah lama beroperasi di Tanàh Papua. Simak saja pernyataan Hendroprijono bahwa Gereja di Barat menjadi sarana 'internasionalisasi isu Papua merdeka'. 

(f) Dalam terang Sejarah pengalaman ini 
 agak susah Kita simpulkan bahwa  yg bakar pesawat MAF di Pagampa,  Intan Jaya ini OPM. Setelah demilitarisasi Tanah Papua barulah Kita bisa  tahu siapa pihak yang membakar pesawat MAF tanggal Januari 2021 lalu.

Jayapura 15 Januari 2021
Moderator


Pdt. Benny Giay

NATAL ADALAH BERDAMAI BERSAMA TUHAN DAN DAMAI BERSAMA ANTARA SESAMA KITA

Berdamailah dengan Tuhan dan Sesama Kita
Tuhan Yesus Lahir di kandang Domba memberikan harapan, pengampunan, perdamaian kasih bagi umat manusia di muka bumi, agar manusia semua dapat berbalik kepada Dia, berdamai dengan Tuhan dan berdamai bersama sesama, keluarga, kelompok dan organisasi......

Yang disebut Perubahan adalah berbalik dari jalan yang dianggap kami benar tetapi belum tentu benar yang dikatakan Firman......berubahlah kembali kepada Firman Yesus agar saling mengasihi sesama manusia, keluarga, kelompok dan organisasi.

Orang Pribumi Papua butuh berdiri dan berjalan diatas Firman Tuhan....

DAMAI NATAL BERSAMA KITA......
KAMI MENGUCAPKAN......
SELAMAT MERAYAKAN NATAL 25 DESEMBER 2020 & MENYONGSONG TAHUN BARU 01 JANUARI 2021 

Yanto Gombo, Easy Painter for Papua, Commemorates World Human Rights Day by Painting Musa Mako Tabuni.

Yanto Gombo, Easy Painter for Papua, Commemorates World Human Rights Day by Painting Musa Mako Tabuni.


Jayapura 10 / 12/2020, Celebrating World Human Rights Day today is very different from what Papuan students usually do in the city of Jayayapura.


The way to convey Yanto Gombo's aspirations or express opinions is very different, namely painting victims of human rights violations. Painting is a hobby that people rarely have. Only those who have talent can produce works that attract many people and their work can also have high economic value.


A wall of a house or kiosk, to be precise Permunas 3 Waena, Jayapura City, Heram district, Papua province is a good place for Yanto Painting, because initially he painted Lukas Enembe and Klement Tinal's photos as Papuan leaders.


Today is to coincide with World Human Rights Day so Yanto Gombo paints Mako Musa Tabuni next to his drawings of Lukas Enembe and Klemen Tinal.


Just one wordaaaaa…. Opponent, Foe and Foe. " Shouted Mako Tabuni, holding up his left hand, his right hand gripping the mic tightly


Raise your left hand as a symbol of peaceful resistance. We keep this symbol for 30 minutes. We want to prove that we are able to fight peacefully or not. Who does not survive, he will never survive in this peaceful struggle, "said Mako.


The crowd was able to follow the invitation in an orderly manner. Mako Tabuni also counted the time on the Black Nokia cellphone, holding up his left hand. Until 30 minutes passed, most of the protesters managed to hold their hands up. The masses of action did not care about the hot sun and the sweat pouring down the road, Abepura's circle. The police and intelligence officers and journalists guarding the demonstration witnessed the drama.


“The Papuan people have proven that we can do it. We don't need to expect other people to come to our aid. The Papuan people must rise to record their own history, "he stressed.


Tabuni is very aware that, making history, fighting for independence is not mere rhetoric, but real resistance. The Papuan people must be actively involved, leave behind a culture of speech, differentiate between these and such groups, but unite in the people's movement with a real work culture. It is this real work that can realize ideals out of the grip of the occupation of the capitalist and barbarian nations.


"We have to fight, without fighting for independence, it's a broad day dream. Words do not answer freedom. Real work answers that independence, "said Mako. The messages conveyed during Mako's oration had a very deep meaning.


Thus, it is severe that human rights observers, both Elesem and international human rights workers, can follow this painting as a monument that reminds us that the fighter Mako Musa Tabuni was shot by TNI / POLRI officials in the 3rd Waena Permunas Round.

Para pemimpin kemerdekaan Papua Barat menyatakan "pemerintah sedang menunggu"

#The Guardian-Beny Wenda

Para pemimpin Papua Barat telah mendeklarasikan "pemerintah menunggu" sementara provinsi Indonesia yang diperebutkan, karena Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan provinsi itu "terganggu oleh meningkatnya kekerasan" di sana, termasuk pembunuhan seorang anak yang diduga oleh pasukan keamanan.

Provinsi ini menandai hari kemerdekaan pada 1 Desember, peringatan deklarasi kemerdekaan Papua Barat dari pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1961 dan pengibaran bendera Bintang Kejora yang sekarang dilarang.
Militer Indonesia mengambil alih provinsi tersebut pada tahun 1962, dan telah menjadi sasaran perjuangan separatis yang sengit sejak saat itu.
Gerakan kemerdekaan, Gerakan Persatuan Pembebasan untuk Papua Barat (ULMWP), telah menetapkan konstitusi baru dan menominasikan pemimpin yang diasingkan Benny Wenda sebagai presiden sementara.

“Hari ini, kami menghormati dan mengakui semua nenek moyang kami yang berjuang dan mati untuk kami dengan akhirnya membentuk pemerintah bersatu yang menunggu,” kata Wenda, yang berbasis di Inggris.

“Mewujudkan semangat rakyat Papua Barat, kami siap menjalankan negara kami.

“Seperti yang tercantum dalam konstitusi sementara kami, Republik Papua Barat di masa depan akan menjadi negara hijau pertama di dunia, dan suar hak asasi manusia - kebalikan dari dekade penjajahan berdarah Indonesia. Hari ini, kami mengambil langkah lain menuju impian kami tentang Papua Barat yang merdeka, merdeka, dan merdeka. ”

Menjelang 1 Desember, seringkali merupakan tanggal kerusuhan dan kekerasan yang signifikan, juru bicara kantor hak asasi manusia PBB, Ravina Shamdasani, mengatakan: “Kami terganggu dengan meningkatnya kekerasan selama beberapa minggu dan bulan terakhir di provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia. dan peningkatan risiko ketegangan dan kekerasan baru. "
Shamdasani mengatakan dalam satu insiden pada 22 November, seorang remaja berusia 17 tahun ditembak mati dan seorang remaja lainnya terluka dalam baku tembak polisi. Jasad bocah itu ditemukan di gunung Limbaga di distrik Gome, Papua Barat.

Dia juga mengutip pembunuhan pendeta gereja Yeremia Zanambani, yang tubuhnya ditemukan di dekat rumahnya di distrik Hitadipa penuh dengan peluru dan luka tusuk. Zanambani "mungkin telah dibunuh oleh anggota pasukan keamanan", kata Shamdasani.

“Sebelumnya, pada September dan Oktober 2020 ada rangkaian pembunuhan yang meresahkan setidaknya enam individu, termasuk aktivis dan pekerja gereja, serta warga non-pribumi. Setidaknya dua anggota pasukan keamanan juga tewas dalam bentrokan. "

Tiga puluh enam pengunjuk rasa ditangkap di Manokwari dan Sorong dalam protes pro-kemerdekaan pada akhir pekan.

Papua yang dikuasai Indonesia dan Papua Barat membentuk bagian barat pulau New Guinea.

Penduduk asli provinsi adalah Melanesia, yang secara etnis berbeda dari daerah lain di Indonesia dan lebih dekat hubungannya dengan orang Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Vanuatu, Fiji, dan Kaledonia Baru.
Koloni Belanda di Papua sampai tahun 1961, wilayah tersebut secara militer dianeksasi oleh Indonesia pada tahun 1962, dan secara resmi dimasukkan ke dalam republik Indonesia setelah referendum 1969 yang didukung PBB yang disebut Act of Free Choice. Tapi pemungutan suara itu secara luas dikutuk sebagai penipuan, dengan lebih dari 1.000 orang Papua yang dipilih dipaksa, beberapa diancam dengan kekerasan, untuk memberikan suara mendukung pemerintahan Indonesia.

Indonesia menganggap Papua dan Papua Barat sebagai bagian integral dan tak terpisahkan dari negara Indonesia, dan secara konsisten menyatakan sedang berupaya untuk mengembangkan wilayah tersebut.
Tujuh aktivis Papua dihukum karena pengkhianatan setelah protes anti-rasisme

Baca lebih lajut.....
Papua dan Papua Barat kaya akan sumber daya alam - Grasberg di Papua adalah salah satu tambang emas terbesar di dunia - tetapi termasuk di antara provinsi paling berkembang di Indonesia, dengan kemiskinan endemik dan tingkat malnutrisi anak yang tinggi.

Jakarta saat ini sedang mencoba untuk memperpanjang ketentuan “otonomi khusus” yang pertama kali diperkenalkan di Papua Barat pada tahun 2001, yang seolah-olah memberi orang Papua bagian pendapatan yang lebih besar dari sumber daya alam mereka yang kaya dan otonomi politik yang lebih besar. Ketentuan tersebut akan berakhir pada akhir tahun.

Para pengunjuk rasa pro-kemerdekaan mengatakan undang-undang otonomi khusus digunakan untuk menekan gerakan kemerdekaan Papua, dan menuntut referendum pemisahan diri dari Indonesia.
Karena Anda di sini ...
... bergabung dengan kami dari Indonesia, kami ingin meminta sedikit bantuan. Jutaan orang berbondong-bondong ke Guardian untuk mendapatkan berita yang terbuka, independen, dan berkualitas setiap hari, dan pembaca di 180 negara di seluruh dunia kini mendukung kami secara finansial.

Kami yakin setiap orang berhak mendapatkan akses ke informasi yang didasarkan pada sains dan kebenaran, serta analisis yang berakar pada otoritas dan integritas. Itulah alasan kami membuat pilihan yang berbeda: untuk menjaga pelaporan kami tetap terbuka untuk semua pembaca, di mana pun mereka tinggal atau seberapa mampu mereka membayar. Ini berarti lebih banyak orang dapat memperoleh informasi yang lebih baik, bersatu, dan terinspirasi untuk mengambil tindakan yang berarti.

Di masa-masa sulit ini, organisasi berita global independen yang mencari kebenaran seperti The Guardian sangat penting. Kami tidak memiliki pemegang saham atau pemilik miliarder, yang berarti jurnalisme kami bebas dari pengaruh komersial dan politik - ini membuat kami berbeda. Ketika itu tidak pernah lebih relevan, kemandirian kita memungkinkan kita untuk tanpa rasa takut menyelidiki, menantang, dan mengekspos mereka yang berkuasa.

Di tengah berbagai krisis yang saling berpotongan pada tahun 2020 - dari Covid-19 hingga kebrutalan polisi - The Guardian tidak, dan tidak akan pernah, mengesampingkan keadaan darurat iklim. Kami bertekad untuk menegakkan reputasi kami dalam menghasilkan pelaporan yang mendesak, kuat, dan berdampak tinggi tentang lingkungan yang dibaca oleh seluruh dunia.

Kami juga telah membuat kemajuan kelembagaan, bekerja keras untuk memenuhi janji iklim yang kami buat pada tahun 2019. Kami tidak lagi menerima iklan dari perusahaan bahan bakar fosil, dan kami berada di jalur untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2030.

Jika pernah ada waktu untuk bergabung dengan kami, sekaranglah saatnya. Pendanaan Anda memberdayakan jurnalisme kami, melindungi kemandirian kami, dan memastikan kami dapat tetap terbuka untuk semua. Anda dapat mendukung kami melalui masa ekonomi yang menantang ini dan memungkinkan dampak dunia nyata.

Setiap kontribusi, besar atau kecil, membuat perbedaan nyata untuk masa depan kita.
CopyPaste:
https://www.theguardian.com/world/2020/dec/01/west-papua-independence-leaders-declare-government-in-waiting

𝗕𝗲𝗻𝗻𝘆 𝗪𝗲𝗻𝗱𝗮: 𝗣𝗲𝗺𝗲𝗿𝗶𝗻𝘁𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗦𝗲𝗺𝗲𝗻𝘁𝗮𝗿𝗮 𝗪𝗲𝘀𝘁 𝗣𝗮𝗽𝘂𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝗮𝘂 𝘁𝘂𝗻𝗱𝘂𝗸 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗝𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮

––––––––––––––––––----------------------------
Hari ini, kami mengumumkan pembentukan Pemerintah Sementara kami West Papua. Kami siap untuk mengambil alih wilayah kami, dan kami tidak akan lagi tunduk pada aturan militer ilegal Jakarta. Mulai hari ini, 1 Desember 2020, kami mulai menerapkan konstitusi kami sendiri dan mengklaim kembali tanah kedaulatan kami.

Pada hari ini di tahun 1961, Dewan West New Guinea terpilih mengibarkan bendera Bintang Kejora di Jayapura. Lagu kebangsaan dan nama kami, West Papua, diterima. Para diplomat dari Australia, Belanda, dan Inggris, serta delegasi dari Papua Nugini yang terjajah telah menyaksikan pembentukan Dewan pada 5 April 1961. Dunia menyaksikan kelahiran negara West Papua.

Hak kami untuk menentukan nasib sendiri telah dicuri dari kami oleh Indonesia pada tahun 1963. Pernyataan dan manifesto kami sebelumnya, tahun 1961, 1971, 1988, 2000, 2011 dan 2014, telah membawa kami ke hari bersejarah ini. Kami mengakui semua manifesto dan deklarasi ini. Bersatu, kami membentuk struktur pemerintahan yang sah yang mampu mengendalikan negara kami dan memulihkan kemerdekaan yang dijanjikan kepada kami pada tahun 1961. Kami akan mengumumkan Perdana Menteri dan kabinet penuh kami di masa depan.

Pemerintah Sementara ini menyatakan kehadiran negara Indonesia di West Papua ilegal. Kami menolak hukum apa pun, pengenaan apa pun oleh Jakarta, dan kami tidak akan mematuhinya. Kami menolak perpanjangan 'Otonomi Khusus' di Jakarta, bersama dengan para pemimpin gereja Protestan dan Katolik, kelompok masyarakat, dan 102 organisasi yang mendukung petisi massa menentang pembaruannya. Kami memiliki konstitusi kami sendiri, hukum kami sendiri, dan pemerintahan kami sendiri sekarang. Sudah saatnya negara Indonesia pergi.

𝗕𝗲𝗻𝗻𝘆 𝗪𝗲𝗻𝗱𝗮
𝐏𝐫𝐞𝐬𝐢𝐝𝐞𝐧
𝐏𝐞𝐦𝐞𝐫𝐢𝐧𝐭𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐒𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐖𝐞𝐬𝐭 𝐏𝐚𝐩𝐮𝐚

Dalam Rangka Hari Kemerdekaan Bangsa West Papua President GIDI Meminta Pemerintah Pusat Cepat Selesaikan 4 Akar Persoalan yang Ditemukan Oleh LIPI


#West papua 01 Desember 2020

Caption Foto : President GIDI – Pdt. Dorman Wandikbo

Jayapura (papuapost.co) – Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan bangsa West Papua yang ke – 59 pada 1 Desember 2020, Presiden GIDI – Pdt. Dorman Wandikbo – meminta pemerintah pusat untuk segera menyelesaikan akar masalah yang telah ditemukan oleh LIPI.

4 Akar Masalah Papua, sejak 2009 dari riset selama 4 tahun LIPI memetakan 4 masalah akut di Papua yang (seharusnya) diselesaikan pemerintah Indonesia:

  1. Sejarah & Status Politik integrasi Papua ke Indonesia
  2. Kekerasan & Pelanggaran Ham sejak 1965 yang nyaris nol keadilan
  3. Diskrimininasi & marjinalisasi orang papua ditanah sendiri
  4. Kegagalan pembangunan meliputi pendidikan, kesehatan dan ekonomi rakyat

Sampai sekarang 4 masalah di Papua itu masih relevan dengan situasi terkini

Menurut Dorman, sejak dahulu kala jumlah penduduk  orang asli papua dan orang papu nugini sama yaitu berjumlah 8 .000.000 lebih jiwa, namun dengan bergabungnya papua ke dalam NKRI membuat jumlah penduduk asli orang papua yang kini masih hidup 2.000.000 jiwa.

“Sekarang orang asli papua  semakin sedikit dan hamper habis, hal itu disebabkan karena banyak terjadi pembunuhan terhadap orang asli papua yang dilakukan aparat tni/Polri selama ini. Jika hal ini terus dibiarkan maka beberapa tahun mendatang ke depan, anak cucu bangsa asli papua akan punah dan habis di tanah mereka sendiri” Tegas Dorman.

Untuk itu ia meminta agar pemerintah pusat tidak menyepelekan hal ini dari mata dunia bahwa di papua sedang terjadi pelanggaran ham berat terhadap orang asli papua. Orang Asli papua tdk butuh pembangunan tetapi kami butuh kehidupan utk masa depan OAP (res)

Pendeta Papua Pertanyaan Laporan BBC tentang Perusahaan Minyak Sawit Indonesia Korindo

BERITA DIBERIKAN OLEH
Romo Felix Amias, Tokoh Masyarakat Papua
#26 Nov, 2020, 19:11 IST

JAKARTA, Indonesia, 26 November 2020 / PRNewswire / - Seorang pastor Katolik dari Papua mengeluarkan pernyataan publik untuk mempertanyakan kebenaran laporan British Broadcasting Corporation (BBC) tentang Korindo, sebuah perusahaan minyak sawit Indonesia.

Laporan BBC tersebut diterbitkan dalam Bahasa dan Inggris dengan judul "Bekas luka yang terbakar: Di dalam kehancuran hutan hujan terakhir Asia".

Dalam pernyataannya kepada pers, Pastor Felix memuji Korindo karena telah membawa pembangunan di daerahnya yang meliputi kesempatan kerja, telekomunikasi, sekolah, dan rumah sakit dengan peringkat tertinggi di provinsi Indonesia.

Pastor Felix mempertanyakan motif BBC dalam memilih Korindo dalam laporan beritanya,

“Paroki juga memiliki hutan di samping wilayah operasional Korindo, yang telah dicoba oleh beberapa perusahaan yang tidak dapat dipercaya.

Kenapa hanya Korindo yang terus disorot padahal ada juga perusahaan lain yang berada di sekitar kawasan Muting dan Bupul?

Jika laporan tersebut bertujuan untuk membela kepentingan masyarakat dengan alasan masyarakat tidak boleh kehilangan hutan dan bahwa hutan adalah paru-paru dunia, maka semua perusahaan yang ada di sekitarnya harus disorot juga.

Jika satu-satunya yang disoroti adalah Korindo dan perusahaan lain diizinkan untuk bebas membuka lahan untuk perkebunan mereka, maka jelas bahwa BBC tidak benar-benar membela rakyat tetapi hanya memanipulasi rakyat untuk kepentingannya sendiri. ”

Dia mempertanyakan kredibilitas gambar dan masyarakat adat yang ditampilkan dalam laporan BBC.

“Foto-foto orang yang berada di dalam gubuk di sebelah Sungai Digoel itu bukan foto orang yang kehilangan hak ulayatnya karena Korindo. Ini adalah orang dari desa tetangga yang datang untuk tinggal di sebelah Sungai Digoel untuk beternak babi. Saya tahu ini karena salah satu pemilik gubuk adalah sepupu saya, Bu Yustina Kemon.

Dalam adegan pembuka video terlihat seorang perempuan menari dengan pakaian adat. Sebagai anggota klan Auyu, saya dapat memastikan bahwa ini adalah wanita dari klan Auyu dari pakaian adat dan cara dia menari.

Kami dari marga Auyu, tidak ada masalah dengan Korindo karena sebagian besar hutan kami bukan bagian dari konsesinya, jadi mengapa BBC menempatkan wanita Auyu yang menari untuk memperkenalkan laporan mereka? "

Pastor Felix lebih lanjut menyatakan bahwa dia telah melihat gambar pembukaan lahan yang digunakan dalam laporan BBC. Menurut dia, pembukaan lahan sudah berlangsung bertahun-tahun lalu, namun terus digunakan media untuk mengkritisi Korindo karena tidak memiliki citra baru untuk mendukung pemberitaan sebagai berita.

Pastor Felix selanjutnya menjelaskan bahwa "kompensasi" yang dibayarkan kepada klan adat bukanlah pembelian tanah mereka seperti yang dinyatakan oleh BBC. Pembayaran tersebut hanya sebagai isyarat niat baik antara perusahaan dan masyarakat untuk bersama-sama mengelola lahan tersebut karena masyarakat masih mendapatkan bantuan dari Korindo selama perusahaan tersebut beroperasi di lahan mereka.

Pastor Felix mengakhiri pernyataannya di laporan BBC dengan mengatakan bahwa sebagai orang lokal yang telah melihat manfaat kehadiran Korindo, ia merasa harus membuat pernyataan publik karena masyarakat adat Papua membutuhkan pembangunan.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi:
Pastor Felix Amias
+62821-9783-8779